Wahai Pangeran Surga

Wahai pangeran surga
yang telah berjuang hidup mati di dunia
yang terbangun di sepertiga malam
memanjatkan doa dan cita-cita
Wahai pangeran surga
yang berusaha keras mendidik anak di waktu luang
mencari nafkah di pagi dan siang
mengkader umat di hari petang
menuntut ilmu di waktu tahajud menjelang
Wahai pangeran surga
yang berusaha menjauh dari yang sia
menundukkan pandangan pada wanita
hanya kepada istri bermesra
Wahai pangeran surga
yang memandang teduh
lembut pada anak istri
tegas pada musuh
takut pada Sang Ghaniy
Aku senang pada makanan
Tapi kebahagiaanku bukan pada itu
Aku senang pada uang
Namun ketentramanku bukan pada itu
Aku lumayan suka tertawa
Tapi kutahu surga tak butuh tawaku
Sungguh karena pengorbananmu
Jihadnya badanmu
Cerdasnya pikiranmu
Tunduknya matamu
Kerasnya usahamu
Tegasnya dirimu
Lembutnya katamu
Takutnya hati pada Rabbmu
Itulah
Aku mencintaimu
Wahai pangeran surga
Tunggu aku di telaga
Di atas sungai kaca
Kita akan bercengkerama
Wahai pangeran surga
Sungguh aku merindukanmu
Puluhan tahun kan kuampu
Utk bertemu dirimu
Wahai pasangan surgaku
Kan kuhargai siapapun di dunia
Menikah karena Allah
Berpisah karena Allah
Takkan kutinggalkan siapapun di dunia
Untuk menghargai pemberian dan ketetapan Allah
Demi menjaga hati-hati kecil yang akan tumbuh dewasa
Sungguh kupikir di waktu muda
Sudah kukorbankan banyak cita dan rasa
Sehingga mungkin ku sudah pantas
Bertemu pasangan surga
Mungkin kini belum saatnya
Belum pantas diriku untuk sekadar bertanya
Kan kukerahkan segala daya dan usaha
Selama masih di dunia
Memantaskan diri untuk bertemu pasangan surga
Yang menginginkanku dan ku juga menginginkannya
hidup dengannya selamanya di surga
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang." QS 24:37